Setiap orang pernah mengalami hari-hari atau saat-saat ketika keburukan dilanjutkan dengan keburukan lainnya. Reaksi berantai dimulai dengan satu pikiran, terlepas dari apakah kita menyadarinya atau tidak. Pikiran buruk terhadap hari itu terasa sangat nyata dan kita mulai mengalami keburukan-keburukan di hari tersebut. Pikiran buruk itu sendiri sangat berpengaruh untuk hari tersebut. Ketika mengalami hari yang buruk, seseorang menjadi lebih mudah marah, kesal, dan murung.
Pikiran merupakan sesuatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Sadar atau tidak, tetapi itulah yang saya lihat. Misalnya kisah hidup Chairul Tanjung yang saya baca langsung dari bukunya yang berjudul “Chairul Tanjung Si Anak Singkong”. Pak Chairul senantiasa mengedepankan pikiran positif dalam keadaan apapun, seperti di kisahnya ia pernah menolak zakat karena dia tidak merasa kekurangan. Padahal saat malam takbiran itu keluarga Pak Chairul belum membayar zakat karena tidak ada uang hingga ia bekerja mencari uang pada malam itu untuk membayarkan zakat fitrah. Sangat menginspirasi anak muda untuk tidak bermental pengemis dan terus berjuang.
Manusia sendiri menarik apa yang ia pikirkan dan juga menarik hal-hal yang serupa dari apa yang ia pikirkan. Contohnya seperti memikirkan hal-hal yang buruk dan mengkhawatirkan hal buruk tersebut, maka hal buruk tersebut terjadi sesuai apa-apa yang telah dipikirkan. Itulah kuatnya energi dari pikiran-pikiran kita.
Suatu hukum yang juga sangat berpengaruh ialah hukum tarik-menarik. Hukum tarik-menarik adalah hukum alam. Hukum ini tidak memilih (impersonal) dan tidak memandang sesuatu sebagai sesuatu yang baik atau sesuatu yang buruk. Ia hanya menerima pikiran yang kita pikirkan dan memantulkannya kembali kepada kita sebagai pengalaman hidup. Hukum tarik-menarik sekadar memberikan kita hal-hal yang selalu kita pikirkan.
Hukum tarik-menarik adalah hukum penciptaan. Para ahli fisika kuantum mengatakan pada kita bahwa seluruh semesta muncul dari pikiran. Kita menciptakan hidup kita melalui pikiran-pikiran kita dan hukum tarik-menaik. Setiap orang melakukan hal yang sama. Hukum ini bukan hanya bekerja jika kita memahaminya. Hukum ini bermakna lebih, yaitu kita selalu menarik apa-apa yang kita pikirkan ke dalam hidup kita. Dengan maksud lain, kita telah menyeret pikiran kita masuk ke dalam hidup kita.
Satu-satunya sebab mengapa orang tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan adalah karena mereka lebih memikirkan apa yang tidak mereka ingingkan daripada apa yang mereka inginkan. Alasan ini terjadi karena manusia akan terus mendengarkan apa yang ada di pikiran dan apa yang telah diucapkannya.
Suatu wabah yang paling buruk yang pernah dijumpai manusia telah bergolak selama berabad-abad. Wabah itu adalah wabah tidak ingin. Orang terus memelihara wabah ini ketika mereka terutama memikirkan, berbicara, bertindak, dan berfokus pada apa yang tidak mereka inginkan. Tetapi bisa saja di masa yang akan datang ini semua akan berubah.
Ketika kita memfokuskan pikiran kita kepada sesuatu yang kita inginkan, dan mempertahankan focus itu, pada saat itu juga kita memanggil apa yang kita inginkan. Hukum tarik-menarik tidak memperhitungkan “jangan” atau “tidak” atau ‘bukan”, atau semua kata penolakan lainnya. Keika kita mengucapkan kata-kata penolakan, maka kata-kata inilah yang di terima oleh hukum tarik-menarik.
Sebagai salah satu contoh, seseorang pegawai yang bekerja di sebuah perusahaan yang terkenal dengan ketegasannya. Maka pegawai tersebut lebih berhati-hati dalam pekerjaannya agar dia tidak melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan ia di pecat. Ada saat dimana pegawai tersebut sangat mengkhawatirkan kalau-kalau ia dipecat, semakin ia memikirkannya, semakin kacau pikirannya. Hal tersebutlah yang memperburuk kinerjanya dan mengakibatkan ia melakukan kesalahan pada pekerjaannya yang menyebabkan ia di pecat.
Contoh yang saya ketik di atas merupakan contoh yang mungkin sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang serupa bisa terjadi pada siapa saja dan dalam jenjang apa saja. Inti dari permasalahan adalah memikirkan hal-hal tersebut secara berlebihan. Terlebih lagi yang kita pikirkan adalah pikiran-pikiran buruk atau ke arah yang negatif.
Semakin kita memikirkan hal-hal yang buruk tadi, maka hal itu pula yang terjadi pada kita. Karena sejatinya ketika kita memikirkan sesuatu kita seperti memancarkan frekuensi-frekuensi. Sesuai dengan frekuensi tersebut, saat kita memancarkan frekuensi yang negatif maka yang datang ke dalam hidup kita juga hal-hal yang negatif. Sebaliknya, jika kita memikirkan hal-hal yang postif maka hal-hal yang positif juga yang datang ke dalam hidup kita.
Untuk mengatasi segala permasalahan di dalam opini saya kali ini, saya memiliki suatu opini untuk memudahkan kita dalam mencapai tujuan dan jalan keluar dari permasalahan ini. Saya menyebut ini sebagai solusi, dan solusi-solusi itu ialah sebagai berikut.
1) Berpikir positif
Seperti yang telah dijelaskan, ketika kita berpikir positif maka hal-hal positif pula yang akan masuk ke dalam hidup kita. Pikiran yang positif benar-benar kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam kita suci agama islam juga menjelaskan bahwa kita harus berprasangka baik kepada Allah. Prasangka baik juga harus diterapkan kepada orang lain. Di dalam agama islam diajarkan agar kita selalu berprasangka baik kepada orang lain dan tidak boleh menuduh orang sembarangan. Ternyata hal ini telah dijelaskan di agama islam yaitu untuk selalu berprasangka baik.
2) Melakukan hal-hal yang disenangi
Ketika kita melakukan kegiatan yang kita senangi maka kita akan memancarkan frekuensi yang baik dan secara tidak langsung menolak pikiran-pikiran negatif. Kegiatan tersebut misalnya saya yang menyukai olahraga pagi dan keliling-keliling di taman teladan yang letaknya berdekatan dengan stadion teladan. Melihat pohon-pohon asri dan tanaman-tanaman hijau. Hal tersebut dapat menyegarkan pikiran kita dan juga sekaligus menenangkan.
3) Mendengarkan lantunan ayat suci
Di saat pikiran kita kacau-balau maka mendengarkan lantunan ayat suci adalah jawabannya. Kenapa lantunan ayat suci dapat menenangkan pikiran? Karena ayat-ayat suci memiliki kekuatan spiritual. Kata-kata yang tertulis dalam kitab suci sangat positif dan juga mengandung kebenaran.
Pikiran sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Ketika manusia memikirkan hal-hal yang negatf, maka seperti memancarkan frekuensi negatif yang mengundang kejadian-kejadian negatf pula. Pikiran negatif memiliki dampak yang buruk untuk kehidupan. Untuk itu, kita sebagai manusia dapat mengatasi pikiran-pikiran negatif dengan cara selalu berpikir positif, melakukan kegiatan positif yang kita senangi dan kita sukai, mendengarkan lantunan ayat suci, dan lainnya
Astrid Novitri Ramadhani Hasibuan