Curcol Mahasiswa yang Pacaran di Sosial Media

Curcol Mahasiswa yang Pacaran di Sosial Media

Oleh : Suro Rahmadhona Tumangger

Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak muncul situs-situs daring yang memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi. Salah satunya adalah aplikasi berwarna biru yang sering orang-orang sebut dengan Facebook. Selain dapat melihat aktivitas seseorang melalui foto dan video yang diunggahnya, kita juga dapat dengan leluasa berkomunikasi dengan siapa pun melalui fitur chating atau percakapan yang tersedia di aplikasi tersebut. Orang yang belum saling mengenal sekali pun bisa menjadi akrab setelah saling bertukar kabar. Bahkan, ada yang sampai menjalin hubungan (pacaran) walaupun belum pernah bertemu di kehidupan nyata.

      Dewasa ini, kita sering mendengar kabar bahwa kasus penipuan dalam pacaran daring ini mulai merebaknya di mana-mana. Jika kita menelaah lebih jauh, terdapat berbagai macam jenis penipuan yang terjadi. Masalah foto profil misalnya. Banyak orang yang memasang foto profilnya dengan berbagai macam pose sehingga terlihat begitu menawan dalam sekali tatap. Namun, di kehidupan aslinya, rupa dan perawakannya ternyata sangat berbeda dan jauh di bawah rata-rata dengan yang ada di sosial media. Sehingga, banyak orang yang merasa tertipu dan tak ayal dapat menyebabkan si pelaku menjadi frustrasi, bahkan ada yang sampai berakhir dengan bunuh diri.

      Menurut Yosep Dwi Kristanto dalam situsnya, pacaran bagi mahasiswa ternyata memiliki banyak dampak negatif. Misalnya saja dari segi keuangan. “Hal ini biasanya terjadi pada kaum pria yang sering mengeluarkan uang untuk pacarnya di saat melakukan aktivitas bersama. Pada zaman modern ini, sudah menjadi rahasia umum jika seorang pria memiliki kekasih, maka segala aktivitas mereka yang memerlukan pengeluaran uang akan ditanggung oleh sang pria. Jika sang pria masih berstatus mahasiswa, maka hal tersebut tentu saja akan menjadi masalah karena pada dasarnya seorang mahasiswa dituntut untuk berhemat.”

      Sejalan dengan pernyataan tersebut, pacaran secara langsung saja ternyata memiliki dampak negatif, apalagi pacaran secara daring atau melalui media sosial. Sebagai seorang mahasiswa, kita dituntut untuk bersikap bijak di segala keadaan. Dalam berselancar di dunia maya paling utama. Di sosial media, semua orang bisa terlihat wow padahal nyatanya, hal tersebut hanya dijadikan sebagai kamuflase. Kalaulah masalah di atas—pacaran online—mendera diri kita, ada baiknya hubungan tersebut segera dituntaskan atau paling tidak mengajak pasangan kita bertemu secara langsung dan mengakhirinya secara baik-baik.

      Oleh sebab itulah, pacaran sepatutnya tak dijadikan sebagai ajang atau cara untuk mengekspresikan rasa cinta sebelum adanya ikatan pernikahan. Selain memiliki banyak mudarat, pacaran juga sangat dilarang dalam agama. Islam begitu menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya dilarang berdua-duaan di tempat yang sepi tersebab dapat menimbulkan fitnah di tengah-tengah masyarakat. Jika alasannya adalah ingin mengenal pasangan lebih jauh, maka Islam telah memberi solusi dengan cara taaruf. 

Hal ini jauh lebih sehat dan aman dari pada hubungan haram yang sering digaung-gaungkan anak muda itu sebagai bentuk pengakuan cintanya kepada sang kekasih. Nahas, hal tersebut sudah jarang diketahui oleh kaum milenial, sehingga mereka tidak sadar telah jatuh dalam kubangan dosa.